• SMA NEGERI 1 CIRANJANG
  • BIJAKS : Berprestasi, Inovatif, Jujur, Agamis, Kreatif, Sehat

Meningkatkan Peran Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran Membaca Hikayat dan Cerpen dalam Membandingkan Nilai dan Karakterisasi Hikayat dan Cerpen Serta Mengaitkannya dengan Nilai-Nilai Kehidupan

Penulis : Indra Hendrawan, S.Pd.

 

MENINGKATKAN PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR

PEMBELAJARAN MEMBACA HIKAYAT DAN CERPEN DALAM

MEMBANDINGKAN NILAI DAN KARAKTERISASI HIKAYAT DAN CERPEN

SERTA MENGAITKANNYA DENGAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN

 

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah sebuah proses interaksi yang dilakukan peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui interaksi antara guru dengan peserta didik. Tujuan tersebut tertuang dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat dapat mempermudah peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Demi suksesnya sebuah pembelajaran, guru harus memperhatikan pedekatan-pendekatan pembelajaran yang salah satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning).

Konsep dari pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sangat efektif dengan kondisi peserta didik saat ini dengan perbedaan berbagai macam karakter. Namun, konsep ini dapat berjalan dengan baik jika peran guru sebagai fasilitator juga berjalan baik pula. Sebagai fasilitator, guru harus menjembatani peserta didik dalam mengungkapkan pendapat, menggali ide, menyelaraskan pemahaman dan mengambil keputusan atau kesepakatan melalui langkah-langkah praktis.

Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Untuk itu penggunaan pendekatan dan model pembelajaran harus mampu mengaktifkan siswa agar terdapat perubahan pada diri siswa dalam kegiatan belajar. Media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa. Dengan harapan guru yang kreatif mampu menghasilkan pembelajaran yang maksimal melalui media sederhana. (Pebrianti, F. 2019).

 

B. PEMBAHASAN

1. Situasi

Terdapat beberapa kondisi yang menjadi latar belakang mengapa Praktik Baik (Best Practice) ini dilaksanakan, diantaranya sebagai berikut.

  1. Adanya miskonsepsi yang terjadi pada guru dan peserta didik tentang pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik merasa tidak nyaman dengan miskonsepsi ini, pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik tidak berjalan sesuai dengan konsep yang seharusnya. Peserta didik dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, baik itu dalam menggali informasi, menguji ataupun mencari solusi permasalahan. Namun, guru cenderung menyerahkan sepenuhnya kegiatan tersebut pada peserta didik. Guru tidak membimbing peserta didik dalam proses-proses tersebut, sehingga pembelajaran cenederung tidak terarah dan peserta didik merasa tidak nyaman.
  2. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku tersebut dapat dihasilkan dari belajar jika adanya ketepatan suatu model dan metode yang tepat pada peserta didik.

Bertolak dari situasi yang melatarbelakangi di atas, inovasi dihadirkan dalam pembelajaran yang diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di materi Hikayat dan Cerpen untuk dapat menjawab situasi tersebut.

Penggunaan inovasi pembelajaran ini diterapkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

Praktik baik ini penting dibagikan sebagai referensi bertukar informasi dan berbagi pengalaman tentang permasalahan yang mungkin sama dihadapi oleh pembaca. Semoga praktik baik ini bisa memberikan manfaat untuk semua pembaca atau menjadi wawasan serta pengetahuan.

 

2.Tantangan

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di materi Hikayat dan Cerpen yang dilakukan sebagai implementasi penerapan inovasi pembelajaran yang dipilih sebagai solusi pemecahan permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, tentunya menemukan tantangan-tantangan yang harus dihadapi, diantaranya sebagai berikut.

  1. Guru masih belum menguasai dengan baik model pembelajaran yang akan diterapkan. Kebiasaan guru yang sering menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional membuat pembelajaran menjadi membosankan di mata peserta didik sehingga menguasai model pembelajaran saintifik harus dilakukan guru agar menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan tingkat keberhasilan dari tujuan pembelajaran terpenuhi. Pelatihan secara mandiri dan tutor rekan sejawat adalah jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi tantangan ini.
  2. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan identifikasi masalah haruslah tepat. Model pembelajaran dipilih sebagai solusi pemecahan masalah yang sudah diidentifikasi sebelumnya untuk bisa memecahkan permasalahan tersebut.

 

3. Aksi

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan yang menjadi kondisi yang melatarbelakangi praktik baik ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan kontrol guru sebagai fasilitator yang menghasilkan hal sebagai berikut.

  1. Miskonsepsi peserta didik terjawab dengan melakukan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning.

    Borthick dan Jones (2017) dalam Widyastuti (2016:23) menyatakan bahwa dalam pembelajaran discovery, peserta didik belajar untuk mengenali masalah, solusi, mencari informasi yang relevan, mengembangkan strategi solusi, dan melaksanakan strategi yang dipilih.

    Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, selain peserta didik secara aktif terlibat dalam pembelajaran dengan menjelajah, mengeksplorasi, dan menguji ide-ide mereka sendiri, peran guru sebagai fasilitator juga harus terlihat selama proses pembelajaran dalam mengarahkan, memberi masukan dan membimbing peserta didik.

    Model pembelajaran Discovery Learning ini penulis terapkan pada pelaksanaan materi Hikayat dan Cerpen di Fase E-12. Keaktifan peserta didik terlihat dalam setiap sintaks Discovery Learning, peran guru sebagai fasilitator juga terlihat jelas dalam membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik.

  2. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di Fase E-12 dengan materi Hikayat dan Cerpen, model pembelajaran Discovery Learning menjadi inovasi pembelajaran yang diterapkan sebagai solusi permasalahan. Model pembelajaran Discovery Learning dapat memicu keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tetap mengedepankan peran guru sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengarahkan kegiatan peserta didik. Peserta didik ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya, serta mendiskusikannya dalam kelompok masing-masing dan diakhir pembelajaran peserta didik dapat mengemukakan pengalamannya dalam belajar dan mengaitkan nilai kehidupan yang ada dalam Hikayat maupun Cerpen dalam kehidupannya untuk diambil pelajaran yang baik dan bermakna.

 

 

4. Refleksi

Inovasi pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran Discovery Learning pada materi Hikayat dan Cerpen dalam membandingkan nilai dan karakterisasi Hikayat dan Cerpen serta mengaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan, Alhamdulilah menjadi solusi yang efektif dalam memecahkan permasalahan tentang miskonsepsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru dapat menjadi fasilitator yang baik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan peserta didik dapat secara aktif mengikuti pembelajaran dalam mencari dan menggali informasi dan solusi permasalahan. Secara garis besar tujuan pembelajaran sosiologi di Fase E-12 dapat tercapai secara massif

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning merupakan pembelajaran yang sederhana namun dapat  menarik banyak perhatian dari peserta didik sehingga mereka merasa senang selama mengikutinya. Ini terlihat dari respon peserta didik pada aplikasi Mentimeter, dimana peserta didik yang mengikuti pembelajaran menyatakan respon positif dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi keberhasilan kegiatan pembelajaran ini, diantaranya sebagai berikut.

  1. Guru mampu menguasai model pembelajaran yang diterapkan. Setiap sintaks dari Discovery Learning terlaksana dengan baik.
  2. Peserta didik dapat berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan bimbingan dan arahan guru sebagai fasilitator selama pembelajaran.
  3. Ketersedian sarana dan prasarana yang cukup menunjang kegiatan pembelajaran.

 

C. KESIMPULAN

Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadi inovasi pembelajaran yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang akan dipecahkan. Dengan mengunakan model pembelajran Discovery Learning, selain peserta didik secara aktif terlibat  dalam pembelajaran dengan menjelajah, mengeksplorasi, dan menguji ide-ide mereka sendiri, peran guru sebagai fasilitator juga harus terlihat selama proses pembelajaran dalam mengarahkan, memberi masukan dan membimbing peserta didik.

Inti dari kesimpulan adalah tercapainya pembelajaran yang menghasilkan suatu pengalaman, dalam hal ini peserta didik dapat mengambil kesimpulan nilai yang ada dalam Hikayat maupun Cerpen dan mengaitkannya dalam kehidupan mereka untuk diambil pelajaran yang baik dan bermakna.

 

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2017). Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

Dari https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia/article/view/45

Agustina, K. R. (2023). Pembelajaran Membandingkan Nilai-Nilai serta Kebahasaan Teks Hikayat dan Cerpen dengan menggunakan metode peta pikiran, Dari https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/diksatrasia/article/view/8291

Baharuddin, N. A. (2018, November). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembelajaran dan Sastra Indonesia (Sastra, Pedagogik, dan Bahasa). Dari http://www.seminar.uad.ac.id/index.php/saga/article/view/108

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Verifikator           : Deden Royani, S.T., M.H. (Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Ciranjang)
Admin Websites  :Resta Cahya Nugraha, S.Pd

Komentar

Bagaimana cara pendaftaran PPDB ke SMAN 1Ciranjang

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
E-Book Kurikulum Merdeka Kemdikbud Fase F Lanjutan (Kelas 12)

Di halaman ini, tersedia buku-buku Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbud).  E-Book ini diambil dari Siste

15/06/2024 07:00 - Oleh Administrator - Dilihat 35327 kali
E-Book Kurikulum Merdeka Kemdikbud Fase F (Kelas 11)

Di halaman ini, tersedia buku-buku Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbud).  E-Book ini diambil dari Sistem

15/06/2024 07:00 - Oleh Administrator - Dilihat 12361 kali
Meningkatkan Peran Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penulis : Agus Sujarwadi, S.Sos.       MENINGKATKAN PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR PEMBELAJARAN  DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING   A. PEND

20/12/2022 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 1858 kali
Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Project Based Leaning (Pjbl) di Kelas XI dengan Menggunakan Aplikasi Padlet yang Berorientasi pada Pendidikan Karakter

Penulis  : Mega Rahma Munggaran, S.Pd.   PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED  LEANING (PjBL) di KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PAD

12/04/2022 09:53 - Oleh Administrator - Dilihat 1433 kali